Minggu, 23 November 2014

RANGKUMAN BAB 2, BAB 3, BAB 4, dan Bab 5 (ILMU BUDAYA DASAR)

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
MERANGKUM BAB 2, 3, 4, 5




Disusun oleh:
Aliftiya Arifa
Kelas:
1EA20




Universitas Gunadarama, 2014.

2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
          Manusia dan Kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.

A. MANUSIA

          Manusia di dunia ini memegang peran yang unik, di pandang dari beberapa segi. Dalam ilmu Ekasada, manusia merupakan partikel atom (Ilmu Kimia), manusia merupakan kumpulan dari energi (Ilmu Fisika), manusia merupakan golongan mahluk mamalia (Ilmu Biologi). Dalam ilmu Sosial, manusia disebut Homo Economicus (Ilmu Ekonomi), manusia tidak dapan hidup sendiri ( Ilmu Sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (Ilmu Politik), mahluk berbudaya, sering disebut Homo Humanus (Filsafat).
          Dari definisi tersebut, ada 2 pandangan untuk menjelaskan tentang unsur yang membangun manusia, yaitu;
1. Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu;
          a. Jasad
Fisik dari luar seorang manusia, yang bisa diraba, dilihat, yang menempati dimensi ruang dan waktu.
         
b. Hayat
          Mengandung unsur hidup, yang ditandai sengan gerak.
         
c. Ruh
Anugrah dari Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, yang menjadi konsep lahirnya kebudayaan.
         
d. Nafs, dalam pengertian diri atau kelakuan
          Yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2. Manusia sebagai satu kepribadian, mengandung 3 unsur, yaitu;
          a. Id
Id merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan tidak nampak. Id secara insting menentukan proses ketidaksadaran (unconsious). Id terkait dengan struktur lain kepribadian yang menjadi jembatan anatar insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingual melalui pengalaman seksual secara langsung atau dengan mimpi atau khayalan secara tidak langsung (Proses Primer). Prinsip ini ditentukan oleh tahap Psikoseksual dan Perkembangan Individual.

b. Ego
Ego merupakan struk kepribadian setelah Id, muncul pada usia satu-dua tahun. Ego sering disebut sebagai kepribadian “Eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego merupakan kesadaran akan tuntuan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima (Proses Sekunder).

c. Superego
Superego merupakan struktur kpribadian yang paling akhir, muncul pada usia lima tahun. Superego terbentuk dari lingkungan eksternal, biasanya merupakan pembelajaran dari pandangan orang tua, baik aspek positif ataupun negatif. Superego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.

          Dari uraian tersebut dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur – unsur manusia. Unsur – unsur tersebut dapat digunakan sebagai alat alanisa bagi tingkah laku manusia.

B. HAKEKAT MANUSIA

          Hakekat manusia terbagi menjadi 4, yaitu;
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah fisik bagian luar manusia, dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Tubuh akan hancur ketika manusia meninggal. Jiwa terdapat di dalam tubuh, namun jiwa tidak dapat dilihat, diraba, atau dirasakan, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jiwa adalah roh yang akan kembali kepada Tuhannya ketika jasad manusia telah meninggal.

b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
          Kesempurnaan terletak pada adab dan budaya, karena manusia diciptakan dilengkapi dengan akal, perasaan, dan kehendak didalam jiwa manusia. Akal membantu manusia untuk berfikir. Perasaan membantu manusia untuk menciptakan kesenian. Perasaan terbagi menjadi dua, yaitu Persaan Iderawi dan Perasaan Rohani.
          Persaan Inderawi merupakan rangsangan jasmani memlalui anca indra, terdapat pada manuisa dan binatang. Perasaan Rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1. Perasaan Intelektual, merupakan perasaan yang berkenan dengan rasa ingin taunya.

2. Perasaan Estesis, merupakan perasaan yang berkenan dengan keindahan.

3. Perasaan Etis, merupakan perasaan yang berkenan dengan kebaikan dan kejahatan.

4. Perasaan Diri, merupakan perasaan yang berkenan dengan harga diri.

5. Perasaan Sosial, merupakan perasaan yang berkenan dengan suatu kelompok atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.

6. Perasaan Religius, merupakan perasaan yang berkenan dengan agam atau kepercayaan.

          Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan kebaikan menurut moral.

c. Mahluk Biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
          Manusia adalah interaksi faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiologi, biokimia, dst. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, psikologi sosial, ekonomi,dst.

d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
          Soren Kienkegaard seorang filsafat Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit. Hidup manuisa memiliki tiga taraf, yaitu esties, etis dan religius.

C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

          Francis L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesustraan cina klasik. Dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran konsentrif sekitar diri pribadi.
            Nomor 7 dan 6 di sebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari dalam jiwa individu. Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (uncxpressed conscious). Lingkran itu terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh individu. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).  Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran. Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang. Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra. Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri. Nomor  0 disebut lingkungan dari luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1.
            Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan barat dan kebuyaan timur. Orang – orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara popular, biasanya menyangka bahwa kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran preologis, keramatamahan, dan gotong royong. Berikut ini dipaparkan susunan psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan di atas menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalis dan pembangunan.

7.      Taksadar
6.      Sunsadar
5.      Kesadaraann yang tak di nyatakan
4.      Kesadaran yangdinyatakan
3.      Lingkugan hubungan karib
2.      Lingkungan hubungan berguna
1.      Lingkungan hubungan jauh
0.      Dunia luar


D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Dua orang antropolog termuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di miliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke generasi hidup terus.
            Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah.
Seorang antropolog yaitu E.B Tylor (1871) mendefinisikan Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat kan oleh manusia sebagai angota masyarakat.
         Selo Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
         Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
         Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
         A.L krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas luasnya.
          C.A Van Peursen mengatakan bahwa kebudayaan diartikan bahwa menifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang – orang, berlainan dengan hewan – hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
          Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita – cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai – nilai.
          Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hekekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideology, sistem sosial dan sistem teknologi.

E. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN

          Yang di maksud dengan unsur adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur besar dan unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai suatu kesatuan.
Beberapa orang sarjana , telah mencoba merumuskan unsur – unsur pokok kebudayaan misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan.di katakana bahwa ada empat unsure dalam kebudayaan yaitu, alat-alat teknologi, sistem ekonomi, kaluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur – unsur itu terdiri dari sitem norma, organisasi ekonomi, alat – alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan ornagisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories Of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo religious.

2.Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk homo socius.

3. Sistem pengetahuan , merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.

4. Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sietem ekonomi, merupakan produk manusia homo economicus menjadikan tingkat kehidupan anusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem Teknologi dan Peralatn, merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.

6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.

7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.

F. WUJUD KEBUDAYAAN

   Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia
Wujud ini di sebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat dan berpusat pada kepala – kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan hidup.

2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati atau diobserfasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial, Sistem sosial bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa diobservasi, di foto dan didokumentasi.




3. Wujud Sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
    
Menurut C,Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.  Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha untuk memandang hidup, ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup”.

2. Hahekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda – beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya merupakan  gerak hidup untuk menambah karya lagi.

3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.

5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra  horizontal (sesamanya) maupun secra vertical (orientasi kepada tokoh tokoh) ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).







H.    PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Masyarakat dan kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
     Terjadinya gerak/ perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.

            Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Perubahan sosial adalah segala perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial.
   Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
A. Unsur – unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima.
B. Unsur – unsur kebudayaan asing manakah yang sulit di terima.
C. Individu – individu manakah yang cepat menerima unsur – unsur yang baru.
D. Ketegangan – ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

1. Pada umumnya unsur – unsur kebudayaan asing yang mudah diterima yaitu,
a.Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah di pakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
b. Unsur-unsur yang terbukti mambawa manfaat besar.
c. Unsur-unsur yang dengan mudah di sesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut.

2. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit di terima oelh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideology
b. Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.

3. Pada umunya generasi muda di anggap sebagai individu – individu yang cepat menerima unur – unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. sebaliknya generasi tua, di anggap sebagai orang – orang kolot yang sukar menerima unsur baru.

4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok – kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi.

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang – orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai – nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai – nilai agama maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur – unsur kebudayaan yang menjadi landasan – landasan bagi diterimanaya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

I.       KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             Secara sederhana hungan antara manusia dan kebudayaan, manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa malaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.

2. Obyektivitas, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.

3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.

      Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan erat satu sama lain. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.


 3 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSTRAAN


A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

Hampir di setiap jaman seni termasuk sastra memegang peranan yang  penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai – nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai – nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normatif nilai – nilai yang di sampaikan lebih fleksibel baik isinya maupun cara penyampainnya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu yang mempelajari satu sebagai dari disiplin ilmu yang mencakup dalam the humanities, mahasiswa di harapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.


B. Ilmu Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak pandangannya. Terkadang di sebut narrative fiction, prose fiction atu hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering di terjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang si hasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesussatraan Indonesia kita mengenai jenis prosa lama dan prosa baru.
a.      Prosa lama meliputi
1.      Dongeng-dongeng
2.      Hikayat
3.      Sejarah
4.      Epos
5.      Cerita pelipur lara

b.      Prosa baru meliputi
1.      Cerits pendek
2.      Roman/novel
3.      Biografi
4.      Kisah
5.      Otobiografi

C.      Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai – nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra. Adapun nilai – nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman, pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal dareh atau tempat asing, pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh asing.

2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lampau, bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.

3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah novel Siti Nurbaya.

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau ransangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang di sajikan dalam kehidupan sendiri.

Berkenaan dengan moral, karya satra dapat dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra yang menyurakan aspirasi jamannya, dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamananya, ada juga yang tentunya menyuarakan kedua – duanya.
Kedua macam sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini di sampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh – tokohnya. Kita kenal Mahabrata dan Ramayana, Mahabrta menceritakan kepahlawanan orang – orang pandawa yang pemberani.
Pokok bahasan manusia dan cinta kasih dapat di hubungkan denga cinta kasih antara Maria dan Yusuf dalam buku layar terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.

D.     Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi

Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan lepas di arahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dapat di pakai sebagai media sekaligus sebagai sumber sesuai dengan tema – tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk satra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari kebudayaan. Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan,
1. Figura bahasa (figutrative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori sehingga puisi menjadi segar hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.

2. Kata-kata  yang ambiqiuitas yaitu kata – kata yang bermakna ganda banya tafsir.

3. Kata – kata berjiwa yaitu kata – kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.

4. Kata – kata yang konotatif yaitu kata – kata yang sudah diberi tambahan nilai – nilai rasa dan asosiasi – asosiasi tertentu.

5. Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal – hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Dibalik kata – katanya yang padat, ekonomis dan suakar dicerna maknanya, puisi berisi potret kehidupan manusia. Adapun alasan – alasan yang melandasi penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar yaitu,
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam puisinya.

2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.

3. Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
- Penderitaan atas ketidakadilan.
- Perjuangan untuk kekuasaan.
- Konflik dengan sesama.
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan.

Cinta kasih itu kadang – kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai – nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusan, dll). Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam metafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya, Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan membantu pembaca dalam menafsirkannya.


 4 MANUSIA DAN CINTA KASIH

A.    PENGERTIAN CINTA KASIH

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J. S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Cinta memegang peranan penting  dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam hubungan perlkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu kepada anaknya, sedangkan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia menusia. Dengan ke empat unsur tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian tentang cinta di kemukaan oleh Dr.Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman, dan kemesraan. Di dalam kitab suci Al-quran  di temui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah. Tindakan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At-taubah ayat 24.
Cinta tingkat tinggi adalah  cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal. Beraneka ragam cinta tingkat rendah yaitu,
1. Cinta kepada thagut (setan)
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3.Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tepat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar hanya orang yang telah diberi kepahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Di antara hikmah – hikmah tersebur adalah :
1. Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.

2. Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan.

3. Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup manusia dalam kenal – mengenal antar mereka.

4. Fenomena cinta,  jika di perhatikan merupakan pengingat yang paling kuat didalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup, menegakan keamanan, ketentraman dan kesamatan di segala penjuru bumi.


B.     CINTA MENURUT AJARAN AGAMA

Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentu. Kadang – kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anakanya, hartanya atau Allah dan Rasulnya.

Cinta Diri
            Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Di antara yang menunjukan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaan yang sangat terhadap harta yang dapat merealisasikan semua keinginnannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-Adiyat, 100:8).


Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dangan penuh keserasian dan keharmonisan dengan menusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang – orang lain, bekerja sama dan memberi bantuan kepada orang lain. Al-quran juga menyeru kepada orang – orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri.

Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.

Cinta kebapakan
            Mengingat bahwa antara ayah dengan anak – anakanya tidak terjalin oleh ikatan – ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak – anakanya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongn psikis.

Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia yang paling jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduan kepada-Nya.

Cinta kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhurnya.


C.    KASIH SAYANG

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karanngan W.J.S poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Cara pemberian cinta kaih orang itu terhadap anaknya dapat di bedakan :
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
2.Orang tua bersifat pasif si anak bersifat aktif
3. Orang tua bersifat pasif si anak bersifat pasif
4. Orang tua bersifat aktif si anak bersifat aktif.

Ada bermacam – macam kasus kasih sayang dalam kehidupan, semua orang tua mengharapkan hidup anaknya bahagia. Karena itu, tidak sedikit orang tua menumpahkan kasih sayang secara berbeda – beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatannya, Ada yang secara berlebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan sebagainya. Karena itu ada yang berhasil, tetapi banya pula yang gagal.


D.    KEMESRAAN

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab, kemesraan ialah hubungan akrab baik antara pria/wanita yang sedang mabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Cinta yang barlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
Kemesraan adalah perwujudan dari cinta, kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.


E.     PEMUJAAN

Pemujaan adalah salah satu menifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, Hal ini karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya, karena itu jelaslah  bagi kita semua bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia karena Tuhan pencipta sememesta termaasuk manusia itu sendiri dan penciptaan semesta untuk manusia.



F.     BELAS KASIHAN

Dalam surat Yohanes di jelaskan ada tiga macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan, Cinta philia ialah cinta ibu bapaknya (orang tua) dan saudara dan ke tiga cinta Amor/eros ialah cinta antara pria dan wanita.
Selain itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta kepada oarng tua, pria-wanita, cinta kepada ALLAH.
Perbuatan atau sifat belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.

a. Cara –cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita menumpahkan belas kasihan, yang perlu kita kasihani antara lain yaitu, yatim piatu, orang – orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup manderita dan sebagainya. Orang-orang itu umumnya menderita lahir dan batin dan umumnya sedikit tangan yang menaruh belas kasihan.
Berbagai macam orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.


G.    CINTA KASIH EROTIS

Cinta kasih kasaudaraan merupakan cinta kasih antar orang-orang yang sama – sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang – orang yang lemah tanpa daya. Pertama – tama cinta kasih erotis kerap kali di campur dengan pengalaman yang berupa eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba – tiba tembok yang sampai  waktu itu terdapat di antara dua orang yang asing satu sama lain.
Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslisif yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Ciri-ciri ekslusif dalam cinta kasih erotis ini perlu di bicarakan lebih lanjut. Kerap kali ekslusivitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik. Dengan demikian maka baik pandangan cinta kasih erotis merupakan antraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua – duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada orang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamya. Merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itu di dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh di putuskan.



5 MANUSIA DAN KEINDAHAN

A. KEINDAHAN

Kata keindahan berasal dari kata indah artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala jenis seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran, keindahan kebenaran, dan keberadaan adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu berubah. Keindahan juga bersifat universal artinya tidak terlihat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat selera mode, kedaerahan atau lokal.


a. APAKAH KEINDAHAN ITU ?

     Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat di nikmati karena tidak jelas. Kindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang berwujud atau suatu karya. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika” Menurut asal katanya dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa perancis “beau” sedang italia dan spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum” Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir di perpendek sehongga di tulis “bellum”.
Di samping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a. Keindahan dalam arti yang luas.
b. Keindahan dalam arti estetis murni.
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.

Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
a. Keindahan  seni.
b. Keindahan alam.
c. Keindahan moral.
c. Keindahan intelektual



b. NILAI ESTETIK

   Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagi salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Apakah nilai estetik itu? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhagaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif atau ada yang nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan, tetapi penggolongan yang penting adalah niali ekstrinsik dan niali intrinsik. Nilai ekstrensik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah  sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagau suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contoh : puisi dan tari.


c. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI

Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontempasi dan ekstensi itu di hubungkan dengan kreatifitas maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan.


d. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN?

Keindahan itu pada dasarnya alamiyah. Alam ciptaan tuhan ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Berikut ini akan dicoba menguraikan alas an/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :
1. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga di rasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.


2. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.

3. Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati – hati dan sebagainya.

4. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadia – kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan, manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.


d. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK

Dalam buku AN Essay on Man (1945) Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai di perdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata - kata penyair romantis John Keats (1795-1821) sebagai pegangan dalam Endymion dia berkata :

A thing of beuty is a joy forever
Its loveliness isereases it will never pass into nothingness

Dia mengatakan bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama – lamanya, kemolekan bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan.
Mengenai keindahan Coleridge mengutip Shaespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer nigh : “Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to from and dignity “ yaitu sesuatu yang rendah dan tidak mempunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti.


  

B.  RENUNGAN

Renungan berasal dari kata renung, artinya diam – diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam – dalam, Renungan adalah hasil merenung dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori – teori itu ialah,  teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologi.


a. TEORI PENGUNGKAPAN

Dalil dari teori ialah bahwa “Art is an expression of human felling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang di ungkapkan dalam kata – kata memindahkan perasaan itu sehingga orang – orang mengalami perasaan yang sama.


b. TEORI METAFISIK

Teori seni yang bercorak metafisis merupakan saah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Ploto yang karya – karya tulisannya untuk sebagai membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Dalam jaman modern suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis di kemukakan oleh filsuf Athur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni dalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita, dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara.
Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi – segi praktis dari benda – benda di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.


c. TEORI PSIKOLOGIS

Teori – teori metafisis dari para filsuf yang bergerak di atas taraf manusiawi dengan konsepsi – konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau ebstrak dan spekulatif. Suatu teori lain tentang sumber seni dalah teori permainan yang di kembangkan oleh Freedrik Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi dapat di masukan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambing atau tanda dari perasaan manusia.




C. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok,kena benar,dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mendukung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Karena itu  dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya dalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal, kualitas yang paling sering di sebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balace), dan keterbalikan (contrast).
Filsuf inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan – hubungan bentuk yang terdapat di antara – antara pencerapan – pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our sence-perception).


a. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut.
Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentik indah yang bersangkutan terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif menyatakan ciri-ciri  yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.


c. TEORI PERIMBANGAN

Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda – benda. Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu disebut indah telah di jawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di Eropa sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan – hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat di wujudkan dalam benda – benda bersusun yang indah.

Teori pertimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran – aliran termasuk dalam seni bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.

0 komentar:

Posting Komentar