TUGAS ILMU
BUDAYA DASAR
MERANGKUM
BAB 2, 3, 4, 5
Disusun
oleh:
Aliftiya
Arifa
Kelas:
1EA20
Universitas
Gunadarama, 2014.
2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan Kebudayaan merupakan dua
hal yang sangat erat terkait satu sama lain.
A. MANUSIA
Manusia di dunia ini memegang peran
yang unik, di pandang dari beberapa segi. Dalam ilmu Ekasada, manusia merupakan
partikel atom (Ilmu Kimia), manusia merupakan kumpulan dari energi (Ilmu
Fisika), manusia merupakan golongan mahluk mamalia (Ilmu Biologi). Dalam ilmu
Sosial, manusia disebut Homo Economicus (Ilmu
Ekonomi), manusia tidak dapan hidup sendiri ( Ilmu Sosiologi), mahluk yang
selalu ingin mempunyai kekuasaan (Ilmu Politik), mahluk berbudaya, sering
disebut Homo Humanus (Filsafat).
Dari
definisi tersebut, ada 2 pandangan untuk menjelaskan tentang unsur yang
membangun manusia, yaitu;
1. Manusia terdiri dari 4 unsur yang
saling terkait, yaitu;
a. Jasad
Fisik
dari luar seorang manusia, yang bisa diraba, dilihat, yang menempati dimensi
ruang dan waktu.
b.
Hayat
Mengandung
unsur hidup, yang ditandai sengan gerak.
c.
Ruh
Anugrah
dari Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, yang
menjadi konsep lahirnya kebudayaan.
d.
Nafs, dalam pengertian diri atau kelakuan
Yaitu
kesadaran tentang diri sendiri.
2. Manusia sebagai satu kepribadian,
mengandung 3 unsur, yaitu;
a. Id
Id
merupakan struktur kepribadian yang paling primitif
dan tidak nampak. Id secara insting menentukan proses ketidaksadaran (unconsious). Id terkait dengan struktur
lain kepribadian yang menjadi jembatan anatar insting Id dengan dunia luar.
Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan,
mencari kepuasan instingual melalui
pengalaman seksual secara langsung atau dengan mimpi atau khayalan secara tidak
langsung (Proses Primer). Prinsip ini ditentukan oleh tahap Psikoseksual dan
Perkembangan Individual.
b. Ego
Ego
merupakan struk kepribadian setelah Id, muncul pada usia satu-dua tahun. Ego
sering disebut sebagai kepribadian “Eksekutif” karena perannya dalam
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh
orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego merupakan kesadaran akan
tuntuan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingual
Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima (Proses Sekunder).
c. Superego
Superego
merupakan struktur kpribadian yang paling akhir, muncul pada usia lima tahun.
Superego terbentuk dari lingkungan eksternal, biasanya merupakan pembelajaran
dari pandangan orang tua, baik aspek positif ataupun negatif. Superego
menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
Dari
uraian tersebut dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan
antara tindakan dan unsur – unsur manusia. Unsur – unsur tersebut dapat
digunakan sebagai alat alanisa bagi tingkah laku manusia.
B. HAKEKAT
MANUSIA
Hakekat
manusia terbagi menjadi 4, yaitu;
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri
dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh
adalah fisik bagian luar manusia, dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya
konkrit tetapi tidak abadi. Tubuh akan hancur ketika manusia meninggal. Jiwa
terdapat di dalam tubuh, namun jiwa tidak dapat dilihat, diraba, atau
dirasakan, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jiwa adalah roh yang akan kembali
kepada Tuhannya ketika jasad manusia telah meninggal.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada adab dan
budaya, karena manusia diciptakan dilengkapi dengan akal, perasaan, dan
kehendak didalam jiwa manusia. Akal membantu manusia untuk berfikir. Perasaan
membantu manusia untuk menciptakan kesenian. Perasaan terbagi menjadi dua,
yaitu Persaan Iderawi dan Perasaan Rohani.
Persaan Inderawi merupakan rangsangan
jasmani memlalui anca indra, terdapat pada manuisa dan binatang. Perasaan
Rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1. Perasaan Intelektual, merupakan perasaan yang berkenan
dengan rasa ingin taunya.
2. Perasaan Estesis, merupakan perasaan yang berkenan
dengan keindahan.
3. Perasaan Etis, merupakan perasaan yang berkenan
dengan kebaikan dan kejahatan.
4. Perasaan Diri, merupakan perasaan yang berkenan
dengan harga diri.
5. Perasaan Sosial, merupakan perasaan yang berkenan
dengan suatu kelompok atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang
lain.
6. Perasaan Religius, merupakan perasaan yang berkenan
dengan agam atau kepercayaan.
Adanya kehendak dari setiap manusia
mampu menciptakan kebaikan menurut moral.
c. Mahluk Biokultural, yaitu makhluk
hayati yang budayawi.
Manusia adalah interaksi faktor hayati
dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi
anatomi, fisiologi, biokimia, dst. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat
dipelajari dari segi kemasyarakatan, psikologi sosial, ekonomi,dst.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat
dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan
berkarya.
Soren Kienkegaard seorang filsafat
Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks
kehidupan konkrit. Hidup manuisa memiliki tiga taraf, yaitu esties, etis dan
religius.
C.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis
L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya
keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan
kesustraan cina klasik. Dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu
mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran konsentrif sekitar
diri pribadi.
Nomor 7 dan 6 di sebut daerah tak
sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari dalam
jiwa individu. Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (uncxpressed
conscious). Lingkran itu terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh
individu. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia
mengandung pikiran. Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung
konsepsi tentang orang-orang. Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna,
tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra. Nomor 1 disebut lingkaran
hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap alam jiwa manusia tentang
manusia, benda-benda, alat-alat pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan
dan masyarakat sendiri. Nomor 0 disebut
lingkungan dari luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang hamper
sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1.
Banyak orang masih sering mempersoalkan
perbedaan antara kebudayaan barat dan kebuyaan timur. Orang – orang yang sering
mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara popular, biasanya
menyangka bahwa kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian,
mistik, pikiran preologis, keramatamahan, dan gotong royong. Berikut ini
dipaparkan susunan psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan di atas
menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan,
mentalis dan pembangunan.
7. Taksadar
6. Sunsadar
5. Kesadaraann yang tak di nyatakan
4. Kesadaran yangdinyatakan
3. Lingkugan hubungan karib
2. Lingkungan hubungan berguna
1. Lingkungan hubungan jauh
0. Dunia luar
D.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Dua orang antropolog termuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu
yang terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di
miliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
superorganic, karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke generasi
hidup terus.
Kebudayaan jika dikaji dari asal
kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.
Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah
tanah.
Seorang antropolog yaitu E.B Tylor (1871) mendefinisikan Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
lain serta kebiasaan yang di dapat kan oleh manusia sebagai angota masyarakat.
Selo
Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Sutan
Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Koentjaraningrat
mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diibiasakan dengan
belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L
krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa
manusia dalam arti seluas luasnya.
C.A Van Peursen mengatakan bahwa
kebudayaan diartikan bahwa menifestasi
kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang – orang, berlainan
dengan hewan – hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam,
melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran,
perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol yang
menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok manusia, termasuk
didalamnya perwujudan benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi dan cita – cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai –
nilai.
Sistem nilai dan gagasan utama
sebagai hekekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara
terperinci, yaitu sistem ideology, sistem sosial dan sistem teknologi.
E. UNSUR –
UNSUR KEBUDAYAAN
Yang di maksud dengan unsur adalah
apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan lebih mengandung
makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau
masyarakat terdiri atas unsur besar dan unsur kecil yang merupakan bagian dari
suatu kebulatan yang bersifat sebagai suatu kesatuan.
Beberapa orang sarjana , telah
mencoba merumuskan unsur – unsur pokok kebudayaan misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur
kebudayaan.di katakana bahwa ada empat unsure dalam kebudayaan yaitu, alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, kaluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa
unsur – unsur itu terdiri dari sitem norma, organisasi ekonomi, alat – alat
atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan ornagisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul
Universal Categories Of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
universal yaitu :
1.
Sistem Religi (sistem kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo religious.
2.Sistem
organisasi kemasyarakatan, merupakan produk homo
socius.
3.
Sistem pengetahuan , merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.
4.
Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sietem ekonomi, merupakan produk manusia
homo economicus menjadikan tingkat
kehidupan anusia secara umum terus meningkat.
5.
Sistem Teknologi dan Peralatn, merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa, merupakan produk dari
manusia sebagai homo longuens.
7. Kesenian, merupakan hasil dari
manusia sebagai homo aesteticus.
F. WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,
1. Kompleks gagasan, konsep dan
pikiran manusia
Wujud
ini di sebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat dan berpusat
pada kepala – kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain,
dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati
atau diobserfasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial, Sistem sosial
bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa diobservasi, di
foto dan didokumentasi.
3. Wujud Sebagai benda
Aktivitas
manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C,Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961)
Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal
menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.
Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat
hidup untuk manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha
untuk memandang hidup, ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap
hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup”.
2. Hahekat karya manusia (MK)
Setiap
kebudayaan hakekatnya berbeda – beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa
karya bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya
merupakan gerak hidup untuk menambah
karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang
akan datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan
alam semaksimal mungkin.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam
hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra horizontal (sesamanya) maupun secra vertical
(orientasi kepada tokoh tokoh) ada pula yang berpandangan individualistis
(menilai tinggi kekuatan sendiri).
H.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan di manapun
selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang
terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada
kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Terjadinya gerak/ perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari
dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan
ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan berbeda. Perubahan sosial adalah segala perubahan sosial terjadi
perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu
kebudayaan asing yang berbeda. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang
menyangkut proses tadi adalah :
A. Unsur – unsur kebudayaan asing
manakah yang mudah diterima.
B. Unsur – unsur kebudayaan asing
manakah yang sulit di terima.
C.
Individu – individu manakah yang cepat menerima unsur – unsur yang baru.
D.
Ketegangan – ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.
1. Pada umumnya unsur – unsur
kebudayaan asing yang mudah diterima yaitu,
a.Unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah di pakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
b. Unsur-unsur yang terbukti mambawa
manfaat besar.
c.
Unsur-unsur yang dengan mudah di sesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima unsur-unsur
tersebut.
2. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit
di terima oelh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a. Unsur yang menyangkut sistem
kepercayaan seperti ideology
b. Unsur yang dipelajari pada taraf
pertama proses sosialisasi.
3. Pada umunya generasi muda di
anggap sebagai individu – individu yang cepat menerima unur – unsur kebudayaan
asing yang masuk melalui proses akulturasi. sebaliknya generasi tua, di anggap
sebagai orang – orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena
proses akulturasi, selalu ada kelompok – kelompok individu yang sukar sekali
atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang
terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi
diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya :
1.
Terbatasnya masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang – orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.
Jika pandangan hidup dan nilai – nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai – nilai agama maka penerimaan unsur baru itu mengalami
hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran
agama yang berlaku.
3.
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru.
4.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur – unsur
kebudayaan yang menjadi landasan – landasan bagi diterimanaya unsur kebudayaan
yang baru tersebut.
5.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hungan antara manusia
dan kebudayaan, manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan
obyek yang di laksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa malaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan
antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan
antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain. Proses diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu
:
1.
Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
2.
Obyektivitas, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu
suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.
Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu
mempunyai hubungan erat satu sama lain. Analisa terhadap keberadaan keduanya
harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat
dilakukan dengan lebih cermat.
3 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSTRAAN
A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Hampir di setiap jaman seni termasuk
sastra memegang peranan yang penting
dalam the humanities. Ini terjadi
karena seni merupakan ekspresi nilai – nilai kemanusiaan, dan bukannya
formulasi nilai – nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau
agama.
Karena seni adalah ekspresi yang
sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normatif
nilai – nilai yang di sampaikan lebih fleksibel baik isinya maupun cara
penyampainnya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu
yang mempelajari satu sebagai dari disiplin ilmu yang mencakup dalam the humanities, mahasiswa di harapkan
dapat menjadi homo humanus yang lebih
baik.
B. Ilmu
Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak pandangannya.
Terkadang di sebut narrative fiction,
prose fiction atu hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia
istilah tadi sering di terjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan
sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan,
peristiwa dan alur yang si hasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesussatraan Indonesia kita
mengenai jenis prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
b. Prosa baru meliputi
1. Cerits pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
C. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai
nilai – nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra. Adapun nilai – nilai yang
diperoleh pembawa lewat sastra antara lain :
1.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman, pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal dareh atau
tempat asing, pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh asing.
2.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam
novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau
laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lampau, bahkan
juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.
Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa
fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang
tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah novel Siti
Nurbaya.
4.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon emosional atau ransangan aksi yang mungkin sangat berbeda
daripada apa yang di sajikan dalam kehidupan sendiri.
Berkenaan dengan moral, karya satra
dapat dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra yang menyurakan aspirasi jamannya,
dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamananya, ada juga yang tentunya
menyuarakan kedua – duanya.
Kedua macam sastra itu selalu
menyampaikan masalah. Masalah ini di sampaikan dengan jalan menyajikan
interaksi tokoh – tokohnya. Kita kenal Mahabrata dan Ramayana, Mahabrta
menceritakan kepahlawanan orang – orang pandawa yang pemberani.
Pokok bahasan manusia dan cinta
kasih dapat di hubungkan denga cinta kasih antara Maria dan Yusuf dalam buku
layar terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan
Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka
pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan lepas di arahkan pada tradisi
pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dapat di
pakai sebagai media sekaligus sebagai sumber sesuai dengan tema – tema atau
pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk satra, sedangkan
sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari kebudayaan. Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan,
1.
Figura bahasa (figutrative language )
seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori sehingga puisi
menjadi segar hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata yang ambiqiuitas yaitu kata –
kata yang bermakna ganda banya tafsir.
3.
Kata – kata berjiwa yaitu kata – kata yang sudah diberi suasana tertentu,
berisi perasaan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata – kata yang konotatif yaitu kata – kata yang sudah diberi tambahan nilai –
nilai rasa dan asosiasi – asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal – hal yang di lukiskan,
sehingga lebih menggugah hati.
Dibalik kata – katanya yang padat,
ekonomis dan suakar dicerna maknanya, puisi berisi potret kehidupan manusia.
Adapun alasan – alasan yang melandasi penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu
Budaya Dasar yaitu,
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman
dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”.
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu
kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan
pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam
puisinya.
2.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan
membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/penyair
manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3.
Puisi dan keinsyafan sosial
Secara
imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa
berupa :
-
Penderitaan atas ketidakadilan.
-
Perjuangan untuk kekuasaan.
-
Konflik dengan sesama.
-
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan.
Cinta kasih itu kadang – kadang
tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai – nilai kemanusiaan yang
lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusan, dll). Puisi merupakan
sesuatu yang hidup dalam metafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga
sukar dihayati isinya, Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik
setidaknya akan membantu pembaca dalam menafsirkannya.
4 MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. PENGERTIAN CINTA
KASIH
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J. S Poerwadarminta, cinta
adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa)
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Cinta memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia,
sebab cinta merupakan landasan dalam hubungan perlkawinan, pembentukan keluarga
dan pemeliharaan anak hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur
dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.
Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu kepada
anaknya, sedangkan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang
sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukan
penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian yang
berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka
diri sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan
untuk mengetahui rahasia menusia. Dengan ke empat unsur tersebut, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan suatu cinta dapat dibina
secara lebih baik.
Pengertian tentang cinta di kemukaan
oleh Dr.Sarlito W. Sarwono.
Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman, dan
kemesraan. Di dalam kitab suci Al-quran
di temui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia.
Cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah. Tindakan
cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At-taubah
ayat 24.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad
di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak,
saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih
mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal. Beraneka ragam
cinta tingkat rendah yaitu,
1. Cinta kepada thagut (setan)
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3.Cinta
yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan
tepat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar
hanya orang yang telah diberi kepahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang
mampu merenungkannya. Di antara hikmah – hikmah tersebur adalah :
1.
Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam
kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.
2.
Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan
pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan kehidupan
lingkungan.
3.
Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup manusia
dalam kenal – mengenal antar mereka.
4.
Fenomena cinta, jika di perhatikan
merupakan pengingat yang paling kuat didalam hubungan antar anggota keluarga,
kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup, menegakan keamanan,
ketentraman dan kesamatan di segala penjuru bumi.
B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakan diri dalam berbagai bentu. Kadang – kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan
anakanya, hartanya atau Allah dan Rasulnya.
Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan
dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi
dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia pun mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan pada dirinya. Di antara yang menunjukan kecintaan manusia
terhadap dirinya sendiri ialah kecintaan yang sangat terhadap harta yang dapat
merealisasikan semua keinginnannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-Adiyat, 100:8).
Cinta
kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dangan
penuh keserasian dan keharmonisan dengan menusia lainnya, tidak boleh tidak ia
harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia
menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang – orang
lain, bekerja sama dan memberi bantuan kepada orang lain. Al-quran juga menyeru
kepada orang – orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka
pada diri mereka sendiri.
Cinta
seksual
Cinta erat kaitannya dengan seksual.
Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerja
sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan
hidup keluarga.
Cinta
kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan
anak – anakanya tidak terjalin oleh ikatan – ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dengan anak – anakanya, maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan, melainkan dorongn psikis.
Cinta kepada
Allah
Puncak cinta manusia yang paling
jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduan kepada-Nya.
Cinta
kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus
Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta menduduki peringkat ke dua
setelah cinta kepada Allah. ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhurnya.
C. KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut
kamus umum bahasa Indonesia karanngan W.J.S
poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Cara pemberian cinta kaih orang itu terhadap anaknya dapat di
bedakan :
1. Orang tua bersifat aktif, si anak
bersifat pasif
2.Orang tua bersifat pasif si anak
bersifat aktif
3. Orang tua bersifat pasif si anak
bersifat pasif
4. Orang tua bersifat aktif si anak
bersifat aktif.
Ada bermacam – macam kasus kasih
sayang dalam kehidupan, semua orang tua mengharapkan hidup anaknya bahagia.
Karena itu, tidak sedikit orang tua menumpahkan kasih sayang secara berbeda –
beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatannya, Ada yang secara berlebihan,
disiplin, secara memberikan kebebasan dan sebagainya. Karena itu ada yang
berhasil, tetapi banya pula yang gagal.
D. KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata dasar
mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab, kemesraan ialah hubungan akrab
baik antara pria/wanita yang sedang mabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang
mendalam. Cinta yang barlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
Kemesraan adalah perwujudan dari
cinta, kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan
orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan
bakatnya.
E. PEMUJAAN
Pemujaan adalah salah satu
menifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat di pisahkan dari
kehidupan manusia, Hal ini karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti nilai dan
makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan
juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya, karena
itu jelaslah bagi kita semua bahwa
pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia karena Tuhan pencipta
sememesta termaasuk manusia itu sendiri dan penciptaan semesta untuk manusia.
F. BELAS KASIHAN
Dalam surat Yohanes di jelaskan ada
tiga macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan, Cinta philia
ialah cinta ibu bapaknya (orang tua) dan saudara dan ke tiga cinta Amor/eros
ialah cinta antara pria dan wanita.
Selain itu masih ada cinta lagi
yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara
cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan
untuk membedakan antara cinta kepada oarng tua, pria-wanita, cinta kepada
ALLAH.
Perbuatan atau sifat belas kasihan
adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
a.
Cara –cara menumpahkan belas kasihan
Dalam
kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita
menumpahkan belas kasihan, yang perlu kita kasihani antara lain yaitu, yatim
piatu, orang – orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang
benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit, orang cacat, masyarakat kita yang
hidup manderita dan sebagainya. Orang-orang itu umumnya menderita lahir dan
batin dan umumnya sedikit tangan yang menaruh belas kasihan.
Berbagai
macam orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada
yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian,
makanan dan sebagainya.
G. CINTA KASIH EROTIS
Cinta kasih kasaudaraan merupakan
cinta kasih antar orang-orang yang sama – sama sebanding, sedangkan cinta kasih
ibu merupakan cinta kasih terhadap orang – orang yang lemah tanpa daya. Pertama
– tama cinta kasih erotis kerap kali di campur dengan pengalaman yang berupa
eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba – tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat di antara dua orang yang
asing satu sama lain.
Dalam cinta kasih erotis terdapat
ekslisif yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih
keibuan. Ciri-ciri ekslusif dalam cinta kasih erotis ini perlu di bicarakan
lebih lanjut. Kerap kali ekslusivitas dalam cinta kasih erotis disalah
tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik. Dengan demikian maka
baik pandangan cinta kasih erotis merupakan antraksi individual belaka maupun
pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan,
kedua – duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada
yang satu, juga tidak pada orang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan
pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamya.
Merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam
itu di dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh di putuskan.
5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A.
KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata
indah artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala jenis seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan
adalah identik dengan kebenaran, keindahan kebenaran, dan keberadaan adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya
tarik yang selalu berubah. Keindahan juga bersifat universal artinya tidak
terlihat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat selera mode, kedaerahan
atau lokal.
a. APAKAH
KEINDAHAN ITU ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat di nikmati karena tidak
jelas. Kindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang
berwujud atau suatu karya. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar
estetika” Menurut asal katanya dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan
dengan kata “beautiful” dalam bahasa
perancis “beau” sedang italia dan
spanyol “bello” berasal dari kata
latin “bellum” Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian
mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum”
dan terakhir di perpendek sehongga di tulis “bellum”.
Di samping itu terdapat pula
perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a. Keindahan dalam arti yang luas.
b. Keindahan dalam arti estetis
murni.
c. Keindahan dalam arti terbatas
dalam hubungannya dengan penglihatan.
Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya
meliputi :
a. Keindahan seni.
b. Keindahan alam.
c. Keindahan moral.
c. Keindahan intelektual
b. NILAI
ESTETIK
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagi salah satu jenis nilai seperti halnya
nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Apakah nilai
estetik itu? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai suatu kata
benda abstrak yang berarti keberhagaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Tentang nilai itu ada yang
membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif atau ada yang nilai
perseorangan dan nilai kemasyarakatan, tetapi penggolongan yang penting adalah
niali ekstrinsik dan niali intrinsik. Nilai ekstrensik adalah sifat baik dari
suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(instrumental/contributory value) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
membantu. Nilai intrinsik adalah sifat
baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagau suatu tujuan, ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri. Contoh : puisi dan tari.
c.
KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan yang didasarkan pada
selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu
yang indah.
Apabila kontempasi dan ekstensi itu
di hubungkan dengan kreatifitas maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk
menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk
merasakan menikmati keindahan.
d. APA
SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN?
Keindahan itu pada dasarnya
alamiyah. Alam ciptaan tuhan ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan
dengan tujuan tertentu pula. Berikut ini akan dicoba menguraikan alas
an/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :
1.
Tata nilai yang telah usang
Tata
nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga di rasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan.
2. Kemerosotan Zaman
Keadaan
yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan
manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
3. Penderitaan manusia
Banyak
faktor yang membuat manusia menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah
faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai
akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati – hati dan sebagainya.
4. Keagungan Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadia – kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak
ciptaan Tuhan, manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
d.
KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam buku AN Essay on Man (1945) Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai di
perdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata - kata penyair
romantis John Keats (1795-1821)
sebagai pegangan dalam Endymion dia berkata :
A
thing of beuty is a joy forever
Its
loveliness isereases it will never pass into nothingness
Dia mengatakan bahwa sesuatu yang
indah adalah keriangan selama – lamanya, kemolekan bertambah, dan tidak pernah
berlalu ketiadaan.
Mengenai keindahan Coleridge mengutip Shaespeare
(1564-1616) dalam karyanya midsummer nigh : “Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to from and
dignity “ yaitu sesuatu yang rendah dan tidak mempunyai nilai, dapat
berubah dan menjadi berarti.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung,
artinya diam – diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam –
dalam, Renungan adalah hasil merenung dalam merenung untuk menciptakan seni ada
beberapa teori. Teori – teori itu ialah,
teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologi.
a. TEORI
PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ialah bahwa “Art is
an expression of human felling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Seorang tokoh lainnya dari teori
pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia
menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu
perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian
dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang di
ungkapkan dalam kata – kata memindahkan perasaan itu sehingga orang – orang
mengalami perasaan yang sama.
b. TEORI
METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis
merupakan saah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Ploto yang karya –
karya tulisannya untuk sebagai membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan
dan teori seni. Dalam jaman modern
suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis di kemukakan oleh filsuf Athur Schopenhauer (1788-1860). Menurut
beliau seni dalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita, dan realita
yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara.
Seniman besar adalah seseorang yang
mampu dengan perenungannya itu menembus segi – segi praktis dari benda – benda
di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide
dibaliknya.
c. TEORI
PSIKOLOGIS
Teori – teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak di atas taraf manusiawi dengan konsepsi – konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
ebstrak dan spekulatif. Suatu teori
lain tentang sumber seni dalah teori permainan yang di kembangkan oleh Freedrik
Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller asal
mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada
dalam diri seseorang. Sebuah teori
lagi dapat di masukan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
(signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambing atau tanda
dari perasaan manusia.
C.
KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata dasar rasi, artinya cocok,kena benar,dan sesuai benar. Kata cocok,
kena dan sesuai itu mendukung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang. Karena itu dalam keindahan
ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya dalah
sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal, kualitas yang
paling sering di sebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balace), dan keterbalikan (contrast).
Filsuf inggris Herbert Read
merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan – hubungan
bentuk yang terdapat di antara – antara pencerapan – pencerapan inderawi kita
(beauty is unity of formal relations among our sence-perception).
a. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis
besar estetika menjelaskan bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori
obyektif dan teori subyektif. Salah
satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari
keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau
hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut.
Teori obyektif berpendapat bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita)
yang memang telah melekat pada bentik indah yang bersangkutan terlepas dari
orang yang mengamatinya. Teori
subyektif menyatakan ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.
c. TEORI
PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan
sebagai suatu kwalita dari benda – benda. Kwalita bagaimana yang menyebabkan
sesuatu disebut indah telah di jawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori
perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di Eropa
sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Bangsa Yunani menemukan bahwa
hubungan – hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur
dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat di wujudkan dalam benda – benda
bersusun yang indah.
Teori pertimbangan berlaku dari abad
ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut
runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran – aliran termasuk
dalam seni bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
0 komentar:
Posting Komentar