Bahasa Formal merupakan bahasa atau kata
yang ada dalam kamus bahasa indonesia atau bahasa baku, yaitu kata-kata yang
sesuai dengan kaidah, sedangkan bahasa Informal merupakan bahasa yang biasa
digunakan sehari-hari yang tidak sesuai dengan kaidah dan kamus bahasa
Indonesia atau tidak baku.
Bahasa Formal biasanya digunakan saat
seseorang berada di lingkungan yang formal juga, salah satu contoh misalnya di
lingkungan kerja, sedangkan bahasa Informal biasanya digunakan di lingkungan
yang tidak formal seperti berbicara kepada teman.
Pada postingan blog kali ini saya akan
menceritakan pengalaman saya dalam menggunakan bahasa Formal dan Informal.
Pengalaman saya dalam menggunakan bahasa atau berdialog Formal adalah ketika
saya kursus Mini Bank di Universitas Gunadarma Kampus F3. Dalam kursus tersebut
saya dituntut menggunakan bahasa Formal dan Sopan baik saat menjadi Customer Service dan Teller. Contoh percakapan saat menjadi Teller Bank DKI :
Teller : “Antrian selanjutnya
silahkan” (sambil berdiri dan mengucap salam ala Bank DKI) “Selamat pagi
ibu/bapak ada yang bisa saya bantu?”
Nasabah : “Saya
mau setor mba”
Teller : “Baik ibu
boleh saya terima buku tabungan dan slip setorannya?” (melakukan pengecekan
pada slip setoran dan buku tabungan). “Dengan ibu Nina sendiri?”
Nasabah : “Iya
mba”
Teller : “Baik ibu Nina
akan melakukan setoran awal sebesar Rp 200.000,00,- boleh saya terima uangnya?
Nasabah : “Iya
mba” (sambil memberikan uang Rp 200.000,00,-)
Teller : “Saya terima
uangnya ya ibu Nina, kita hitung bersama ya ibu.” (Sambil menghitung di depan
nasabah). “Baik ibu Nina uangnya pas ya, mohon ditunggu sebentar.” (melakukan
input data, print validasi dan cetak buku tabungan).
Teller : “Terima kasih
ibu telah menunggu, ini slip lembar dan buku tabungan ibu Nina, uangnya sudah
masuk ya bu sebesar Rp 200.000,00,-” (sambil memperlihatkan hasil print out
buku tabungan dan memberikannya). “Baik ibu Nina ada lagi yang bisa saya
bantu?”
Nasabah : “Tidak
mba”
Teller : “Terima kasih
ibu Nina telah mengunjungi Bank DKI, selamat pagihati-hati di jalan” (sambil
salam ala Bank DKI).
Sedangkan pengalaman saya dalam
menggunakan bahasa Informal adalah sebagai berikut:
Mengerjakan
tugas kelompok
A
: “Kerjain tugas kelompok besok siang yuk”
B
: “Ayuk, jam berapa?”
C
: “Jam 1 aja ya, gua jam 12 ada urusan”
A
: “Yaudah jam 1 aja, dimana nih kerjainnya?”
B
: “Di rumah gua ajalah, deket kan sama kalian.”
A
: “Oke di rumah si B ya, jangan ngaret lo C. hahaha”
C
: “Iyaa sip”
B
: “Oke”.
ANALISIS
Berdasarkan
kedua percakapan maka dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas antara
percakapan 1 (Formal) dan pecakapan 2 (Informal).
Percakapan
1
Dalam
lingkungan kerja tentu dituntut untuk berbahasa yang baik dan benar, sesuai
dengan kaidah yang ada. Tidak hanya dalam lingkungan kerja, lingkungan sekolah
dalam berbicara kepada guru/dosen, lingkungan kelembagaan dll, tempat yang
dianggap formal tentu menerapkan bahasa yang formal juga. Selain untuk
menghormati tamu, juga menimbulkan citra yang baik dimata konsumen untuk
perusahaan tersebut.
Percakapan
2
Dalam
percakapan 2 dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan
kaidah / baku seperti gua, lo, sip, ngaret, ajalah, deket, ayuk. kata tersebut
biasa digunakan dikehidupan sehari-hari dan biasanya hanya digunakan anatar
teman sebaya. Selain untuk menimbulkan rasa pertemanan juga tidak terlalu kaku.
Penempatan bahasa tergantung ruang
lingkup dan dengan siapa seorang sedang berbicara/berdialog, demikian
pembahasan saya tentang bahasa Formal dan Informal, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar