Senin, 06 November 2017

Efektivitas Komunikasi Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang berkomunikasi dengan sesamanya melalui berbagai media komunikasi yang berbentuk media elektronik dan non-elektronik. Media komunikasi non-elektronik yang lazim dikenal masyarakat awam diantaranya adalah bahasa isyarat, surat menyurat, surat kabar (koran), majalah dan tabloid. Sedangkan media komunikasi elektronik saat ini diantaranya adalah media audio-visual (televisi), internet, telephone dll.

Dalam dunia bisnis, baik yang skala kecil, menengah maupun besar, orang-orang yang ada dalam organisasi bisnis (pelaku bisnis) tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi. Oleh karenanya, bagi mereka komunikasi merupakan faktror yang sangat penting bagi pencapaian tujuan tujuan suatu komunikasi.

Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi anatar individu melalui suatu sistem yang biasa, baik dengan symbol-simbol, sinyal-sinyal, perilaku maupun tindakan. Sementara komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi anatar pribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi anatar pribadi merupakan  bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antar dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan anatara dua orang atau lebih yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda. Secara sederhana yang di maksud dengan komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencangkup berbagai macam komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.

Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik tentu saja disamping harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, ia juga harus mampu menggunakan berbagai macam alat media komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga tujuan penyampaian pesan dapat tercapai.

Reputasi dan kredibilitas harus dibangun dalam dunia bisnis agar kustomer merasa nyaman hingga memberikan kepercayaannya pada anda. Terutama dalam hubungan bisnis jangka panjang dengan pekerja dan kustmer, memiliki kepekaan profesionalisme akan menghadirkan banyak nilai positif. Disinilah perlunya memainkan perna komunikasi bisnis.

Keberhasilan bisnis apapun tergantung pada efektivitas komunikasi. Semakin efektif sebuah komunikasi, semakin postitif nilai yang dihasilkan. Efektivitas sebuah komunikasi sesungguhnya diukur dari seberapa jauh menghasilkan aksi dari audiens dan pembaca.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi Bisnis

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi bisnis adalah pertukaran tukaran gagasan dan informasi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbil-simbol atau sinyal. Komunikasi bisnis mencangkup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non-verbal.

Ø  Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan alah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Contoh komunikasi verbal, misalnya:
·         Membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak pembayarannya.
·         Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain.
·         Memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang produk baru.
·         Berdiskusi dalam suatu tim kerja.
·         Melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan di hadapan tim penguji
·         Dan lainnya

Melalui komunikasi lisan maupun tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.

Ø  Komunikasi Non-Verbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasara dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi non-verbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Contoh komunikasi non-verbal, misalnya:
·         Menggertakan gigi untuk menunjukan kemarahan.
·         Mengerutkan dahi untuk menunjukan seorang sedang berfikir.
·         Gambar pria atau wanita yang ditempelkan pada pintu toilet untuk menunjukan kamar sesuai jenis kelaminnya.
·         Menganggukan kepala untuk menunjukan tanda setuju atau mengerti.
·         Dan yang lainnya.

Pendek kata, dalam komunikasi non-verbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik merasa senang, benci, marah dan lainnya.

2.1.2 Tujuan Komunikasi Bisnis

Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Seorang komunikator tentunya ingin menjaga goodwill di hadapan audience, sekaligus menghasilkan sesuatu yang baik bagi organisasinya. Untuk dapat melakukan hal itu, pertama-tama ia harus menentukan tujuan yang jelas dan dapat diukur, sesuai dengan tujuan organisasi.

           Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis, yaitu: memberi informasi (informing) dan persuasi (persuading), serta melakukan kolaborasi (collaborating) dengan audience. Setiap presentasi harus menyelesaikan tujuan khusus. Untuk merumuskan tujuan ini, tanyakan pada diri sendiri, apakah anda akan melakukan atau berpikir setelah melakukan penelaahan terhadap suatu pesan? Tujuan harus dinyatakan setepat mungkin, demikian pula dengan identifikasi individu-individu yang akan memberi tanggapan terhadap pesan yang akan disampaikan. Berikut ini adalah beberapa contoh tujuan umum dan khusus.




TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Memberi informasi
Menyajikan penjualan bulan lalu ke manajer pemasaran.
Membujuk
Meyakinkan manajer pemasaran untuk mengangkat beberapa karyawan baru bagian penjualan.
Kolaborasi
Membantu departemen personalia mengembangkan program pelatihan bagi bebrapa anggota baru.


2.1.3   Fungsi Komunikasi Bisnis

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1.             Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2.             Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
·         Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a.       Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
b.      Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
c.       Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
d.      Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
·         Berkaitan dengan pesan atau message.Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3.             Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4.             Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

2.1.3   Efektivitas Komunikasi Bisnis
Dalam melakukan komunikasi ada kalanya hasil yang dicapai tidak sesuaidengan apa yang diharapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang terjadi tidak efektif, sehingga tidak mencapai sasaran dengan baik. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyartan , antara lain : persepsi, ketepatan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan/ keserasian.
a.       Persepsi
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audience akan membaca atau menerima tanggapannya dengan benar. Audience sebagai penerima pesan, lalu akan mengantisipasi reaksi komunikator (pengirim pesan) untuk menyusun pesan yang diterima bagi diri mereka, dengan tetap melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi tersebut.
b.         Ketepatan
Audience mempunyai suatu kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir audience. Apabila hal tersebut diabaikan, maka yang muncul adalah miscommunication.
c.         Kredibilitas
Dalam komunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa audience-audiencenya adalah orang-orang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan akan inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan.
d.        Pengendalian
Dalam komunikasi, audience akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau bersikap lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audience terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audience tergantung pada berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audiencenya saat melakukan komunikasi.
e.         Kecocokan/ Keserasian
Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan audience sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya. Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada audience-nya.

2.1.4   Proses Komunikasi  Bisnis Dalam Perusahaan

Ada lima komponen penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu:
a. Pengiriman pesan ( sender atau komunikasi)
b. Pesan yang dikirimkan ( message)
c. Bagaimana pesan tersebut disampaikan ( delivery channel atau media )
d. Penerima peesan ( receiver atau komunikasi ) ; dan
e. Umpan balik ( feedback )

Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain. Sebagai berikut :
1.         Tahap Pertama : pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang inginkan disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita.

2.         Tahap Kedua : pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna., proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekpresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian dipindahkan kepada orang lain.

3.         Tahap Ketiga : penerima manerima pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyempaikan pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang-pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan.

4.         Tahap Keempat : penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5.         Tahap Kelima : penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersampaikan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.

6.         Tahap Keenam : penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim
Umpan balik ( feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Ia merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pessan. Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka macam, dapat berupa suatu senyuman, tertawa, sikap murung, cemberut, memberi komentar sekilas (singkat), anggukan sebagai pembenaran, atau pesan secara tertulis.

2.2    Pengaruh Organisasi Dalam Efektivitas Komunikasi Bisnis

Komunikasi bisnis yang baik dapat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap manajer perusahaan. Tantangan seseorang manajer dimasa depan relatif akan semakin sulit, yang menuntut kemampuan untuk mengkomunikasikan ide gagasan dan tujuan dalam lingkungan organisasinya serta bagaimana menyampaikan produk atau jasa yang dimilikinya kepadapelanggan. Disisi lain, proses manajemen adalah suatu aktivitas komunikasi. Terdapat 6 kendala yang mungkin muncul saat manajer mengkomunikasikan bisnis organisasinya, yaitu :
a.       Struktur komunikasi yang buruk
Struktur komunikasi adalah faktor esensial, yang menentukan baik buruknya komunikasi bisnis. Tidak penting apakah audiencenya hanya satu orang atau ribuan orang dan sekalipun ditengah bisingnya lingkungan bisnis dan pemasaran, pesan yang disampaikan haruslah terdengar dan dimengerti

b.      Penyampaian yang lemah
Tidak menjadi masalah, apakah pesan itu penting atau impresif. Namun apabila disampaikannya tanpa “sentuhan yang kuat:, hasilnya tidak akan dapat meyakinkan orang lain sesuai harapan. Disamping itu, meskipun telah dilakukan “sentuhan” yang sudah tepat ternyata seringkali juga masih memerlukan waktu untuk mendapatkan respons.

c.       Penggunaan media yang salah
Perlu untuk mempertimbangkan siapa, dari kalangan atau status sosial mana dan karakteristik unik lainnya dari sasaran yang kita tuju, sehingga kita dapat memilih media yang tepat.

d.      Pesan yang campur aduk
Pesan yang campur aduk, hanya akan menimbulkan kebingungan atau bahkan cemoohan dari audience. Seperti, larangan untuk memberikan hadiah kepada klien, tetapi pada saat yang sama memberikan pengecualian untuk klien-klien baru atau pelanggan VIP yang berpotensi besar pada bisnis perusahaan.

e.       Salah audience
Topik yang dipilih hendaknya relevan dan sesuai dengan expektasi audience. Sebagai contoh, misalnya dalam event pertemuan antara wakil dari pemerintah dan pengusaha, namun dalam presentasi disajikan tentang analisis situasi politik dan pemerintahan, sedangkan para pengusaha, sebenarnya lebih mengharapkan penjelasan bagaimana tindakan atau langkah-langkah kongkrit yang diambil pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

f.       Lingkungan yang mengganggu
Lingkungan yang mengganggu jelas merupakan kendala dalam komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat diterima/ didengar secara optimal.



BAB III
KESIMPULAN

Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi yang mencangkup komunikasi verbal dan non-verbal, yang masing-masing memiliki tujuan yang sama diantaranya memberikan informasi, persuasi serta melakukan kolaborasi dengan audiens sehingga mampu merealisasikan fungsi-funsgi dari komunikasi bisnis seperti fungsi informaif, fungsi regulative, fungsi persuasive serta fungsi integratif. Sehingga mampu menggunakan berbagai macam alat media komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga tujuan penyampaian pesan dapat tercapai. Keberhasilan bisnis apapun tergantung pada efektivitas komunikasi berdasarkan bagaimana suatu pesan atau informasi dapat di terima dengan baik. Semakin efektif sebuah komunikasi, semakin postitif nilai yang dihasilkan. Efektivitas sebuah komunikasi sesungguhnya diukur dari seberapa jauh menghasilkan aksi dari audiens dan pembaca.

  
Daftar Pustaka

Curtis, dan B., James J., Floyd, Jerry L. (1999). Business and Professional Communication (Nanan, Rina, dan Yeti). Bandung: PT Remaja Rodaskarya (Orignal work published 1996)

Purwanto, Djoko. (2003).Komunikasi Bisnis.Jakarta: Penerbit Erlangga



epository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30845/ChapterII.pdf;jsessionid=025B3209D7C84FC72211F48EF6C173C8?sequence=4

0 komentar:

Posting Komentar