EVALUASI
KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI ANGGOTA
STUDI KASUS PADA
KOPERASI
SIMPAN PINJAM PEKALONGAN TERBESAR DI INDONESIA
I.
KASUS
Koperasi
Simpan pinjam (Kospin) Jasa yang berkantor pusat di Kota Pekalongan, Jawa
Tengah, adalah koperasi yang fenomenal dan terbesar di Indonesia. Koperasi yang
mensyaratkan anggotanya adalah pedagang ini memiliki 95 kantor cabang di
sejumlah daerah di Indonesia, beraset Rp 2,8 triliun pada September 2012,
perputaran uang mencapai Rp 3 miliar – Rp 3,4 miliar per hari, dan menciptakan
lapangan kerja bagi sekitar 200.000 orang. Keistimewaan lainnya adalah dana
yang digulirkan berasal dari para anggota, sehingga bisa memberikan kredit
dengan bunga lebih rendah dibanding perbankan.
Nama
Kospin Jasa semakin populer dan menjadi buah bibir masyarakat tatkala
Kementrian Koperasi dan UKM menetapkannya sebagai koperasi terbesar di
Indonesia tahun 2012 dengan aset Rp 2,5 triliun. Kospin Jasa mengungguli
Koperasi Warga Semen di Gresik yang beraset Rp 529 miliar, Koperasi Peternak
Susu Bandung Utara yang beraset Rp 233,7 miliar, Koperasi Obor Mas di Kupang
yang beraset Rp 200,8 miliar, dan Induk Koperasi Simpan Pinjam Jakarta yang
beraset aset Rp 33,7 miliar. Ketika terpilih sebagai koperasi terbaik di
Indonesia pada pertengahan 2012 asetnya sebesar Rp 2,5 triliun, tiga bulan
kemudian asetnya meningkat menjadi Rp 2,8 triliun pada September 2012. Karena
prestasinya tersebut Pemerintah memperjuangkan Kospin Jasa masuk dalam daftar
300 koperasi besar dunia tahun 2012.
Sebelumnya
penghargaan yang diterima Kospin Jasa adalah Koperasi Teladan Utama Tingkat
Nasional Tahun 2010, pelopor Penggerak Kewirausahaan Nasional Tahun 2011, dan
Koperasi Multikultural Berbasis Komunitas Terbesar di Indonesia Tahun 2011.
Kospin Jasa merupakan salah satu dari 254 Koperasi di Kota Pekalongan. Koperasi
ini didirikan Desember 1973 dengan modal awal Rp 4 Juta. Ide awal pendiriannya
untuk membantu permodalan para pengusaha batik dan tekstil agar tidak bangkrut
karena kesulitan memperoleh pinjaman permodalan. Gagasan inti pendirian
koperasi ini adalah bersatu atau bersama membangun usaha yang merupakan
semangat koperasi. Pendiriannya mempunyai gagasan semerlang untuk mempersatukan
semua kekuatan ekonomi rakyat dari berbagai kelompok etnis, terutama Jawa,
China, dan Arab. Itulah sebabnya Kospin Jasa dengan mudah menghimpun dana
simpanan yang cukup besar pada waktu itu, di tengah-tengah krisis dalam ekonomi
kerakyatan. Pada tahun pertama itu telah tercatat sebanyak 81 anggota, jauh
melampaui persyaratan minimum keanggotaan koperasi, yaitu 20 orang. Hal ini
menandakan kuatnya nilai solidaritas masyarakat. Mobilasasi tabungan yang
mencapai Rp 67,8 juta dalam waktu satu tahun juga membuktikan tingginya
partisipasi masyarakat lokal Kota Batik dan sekitarnya itu. Anggota Kospin Jasa
bukan hanya dari pengusaha batik dan tekstil, tetapi juga pedagang, sehingga
dapat dihimpun dana dari sektor perdagangan. Selain itu para pengusaha batik
dan tekstil yang masih mampu bertahan dari krisis ikut juga mendukung Kospin
Jasa. Inti dari keberhasilan koperasi itu adalah anggotanya yang terdiri dari
orang-orang yang telah memiliki penghasilan cukup besar.
Sejak
berdiri hingga kini Kospin Jasa mengikutsertakan secara aktif semua pihak tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama, semata-mata hanya untuk bersatu padu
dalam memecahkan masalah di bidang ekonomi. Untuk itu Kospin Jasa mendapat
predikat koperasi kesatuan Bangsa. Keunggulan Kospin Jasa adalah semua
anggotanya adalah pedagang, dan hal ini yang membedakan dengan
koperasi-koperasi lainnya. Persyaratan ini menegaskan bahwa uang yang
dipinjamkan kepada anggota semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis. Kospin
Jasa merekrut anggota yang berkualitas, agar dapat berpartisipasi aktif
terhadap usaha koperasinya, lebih-lebih dalam era persaingan yang sangat
kompetitif seperti sekarang ini. Keaktifan semua anggota menjadi tolak ukur
dari wujud keberhasilan multikultural yang dibangun melalui peran
masing-masing, sehingga Kospin Jasa sebagai lembaga intermediasi keuangan yang
dibangun dari multi etnis dapat saling menunjang dan bermanfaat bagi semuanya.
Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai kekuasaan tertinggi dalam lembaga koperasi,
betulbetul menjadi media anggota koperasi yang menginginkan koperasinya maju,
usaha anggota berkembang, kesejahteraan anggota meningkat.
Setiap
anggota berkewajiban memberikan simpanan pokok Rp 1 juta dan simpanan wajib Rp
9 juta pada saat pertama kali menjadi anggota. Uang milik anggota dan uang
tabungan nasabah itu yang diputar untuk kelangsungan hidup Kospin Jasa. Kospin
Jasa memberikan pinjaman Rp 1 juta – Rp 40 miliar dengan perputaran uang Rp 3
miliar – Rp 3,4 miliar per hari. Jenis usaha nasabah meliputi usaha batik,
warung sembako, angkutan umum, warung makan dan lain-lain. Di sisi lain, sisa
hasil usaha (SHU) dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yakni tahun 2004
sebesar Rp 2,03 miliar, tahun 2005 sebesar Rp 3,31 miliar, tahun 2006 sebesar
Rp 4,15 miliar, tahun 2007 sebesar Rp 4,76 miliar, tahun 2008 sebesar Rp 5,65
miliar, tahun 2009 sebesar Rp 7,01 miliar, tahun 2010 sebesar Rp 9,67 miliar,
dan tahun 2011 sebesar Rp 11,10 miliar. SHU dibagikan kepada para anggota dan
dijadikan tambahan modal. Pembagian SHU yang dilakukan setahun sekali tersebut
membuat para anggota koperasi lebih leluasa mengembangkan sayap bisnisnya.
Pada
tahun-tahun awal berdirinya Kospin Jasa, mempunyai anggota sekitar 251 orang,
dan mulai berkembang pesat sejak tahun 2004 di mana anggotanya berjumlah 3,493
orang dan nasabahnya 8.000 orang dengan aset Rp 731,8 miliar, lalu pada
September 2012 anggotanya meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 8.090 orang
dan jumlah nasabah meningkat dua kali lipat menjadi 16.982 orang dengan aset Rp
2,8 triliun. Peningkatan ini terjadi berkat peran Pemerintah yang secara
sistematis memberikan diklat menajemen dan teknologi, termasuk penerapan sistem
online tahun 2004. Penerpan sistem online menjadikan pelayanan lebih cepat,
tepat dan aman. Tujuannya semata – mata untuk memberikan pelayanan yang prima
bagi anggotanya.
Metode
yang diterapkan Kospin Jasa dalam meraih kesuksesan adalah pemberian bunga yang
lebih kecil dari bank yakni 0,9 % per bulan, karena Kospin Jasa mempunyai dana
besar yang berasal dai anggota dan perputaran uang di nasabah. Sementara bunga
kredit dari bank rata-rata sekitar 1,1 – 1,5% per bulan. Perekrutan tokoh
masyarakat di dunia bisnis yang berpengaruh dalam kepengurusan koperasi, juga
mempermudah untuk pembukaan cabang di berbagai daerah yang potensial dan
memudahkan akses nasabah dengan koperasi. Penerapan manajemen yang terbuka,
sehingga setiap anggota dan nasabah bisa melihat laporan keuangan koperasi setiap
bulannya. Seleksi yang ketat dalam penerimaan anggota yaitu harus punya usaha,
telah mendorong anggota koperasi yang berpatisipasi aktif dalam segala bentuk
dilakukan dalam pertemuan para anggota secara berkesinambungan di kantor-kantor
cabang, dan forum ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan usaha
masing-masing anggota. Koperasi juga terus mendekatkan lokasi layanan pada
sentra perdagangan para anggota.
Kospin
Jasa berkembang besar karena memiliki motivasi yang kuat untuk maju. Ada
pikiran-pikiran besar dan obsesi untuk menjadikan koperasi yang terbesar.
Anggapan bahwa koperasi tidak bisa adalah anggapan yang salah. Hal ini
dibuktikan setelah Kospin Jasa diberi kebeasan untuk membuka cabang di berbagai
daerah. Kinerja Kospin Jasa yang terus berkembang telah mengantarkan koperasi
ini menjadi koperasi simpan pinjam terbesar di Indonesia. Kospin Jasa telah
membuktikan bahwa lembaga koperasi bisa menjadi besar apabila dikelola dengan
baik, amanah dan profesional.
Pertama
kali didirikan Kospin Jasa menumpang pada sebuah toko elektronik PT Sekawan
Muda di Jl. Hayam Wuruk, Pekalongan. Kemudian seiring kemajuan usaha mampu
memiliki gedung sendiri di Jl. Dr. Cipto No. 84 Pekalongan. Kospin Jasa pusat
menempati gedung yang cukup megah yang terdiri dari lima lantai dengan biaya Rp
7 miliar. Kospin Jasa mempunyai 95 kantor cabang di 75 kota/kabupaten itu
antara lain Palembang, Tegal, Solo, Semarang, Klaten, Sragen, Temanggung,
Purbalingga, Purwokerto, Batang, Jepara, Brebes, Yogyakarta, Jakarta, Cirebon,
Bandung, Surabaya, dan Denpasar. Dari usaha uang dimiliki 16.982 nasabah
terserap tenaga kerja sekitar 200.000 orang. Usaha para anggota Kospin Jasa
mengalami kemajuan yang berarti. Salah saorang anggota Kospin Jasa adalah
Ahmad, pengusaha celana jins di Pekalongan. Anak muda ini merintis usahanya
tahun 2008 setelah tamat SMA dengan modal dari kantongnya sendiri sebesar Rp 10
juta. Waktu mengawali usaha jins ia dibantu dua karyawan, dan di aktif
memasarkan sendiri produknya. Perlahan-lahan usahanya berkembang ketika Ahmad
menjadi anggota Kospin Jasa tahun 2010, dan di tahun itupula ia mendapat
pinjaman dana sebesar Rp 500 juta. Selanjutnya pada tahun 2011 Ahmad meminjam
dana lagi sebesar Rp 1,5 miliar. Dengan adanya suntikan dana yang cukup besar
tersebut di semakin bersemangat memproduksi celana jins dan memperluas jaringan
pemasaran. Dalam sehari perusahaannya memproduksi 1.200 buah celana jins dengan
omset itu ia meraih keuntungan 30-50%. Sementara itu seiring perkembangan
usahanya jumlah karyawannya pun bertambah dan saat ini ia mempekerjakan 100
orang. Tenaga kerja tersebut direkrutnya dari desa tempat tinggalnya.
Ketika
ditanya apa kiat suksesnya, pemuda yang berpenampilan kalem dan masih bujangan
itu mengatakan, kiatnya adalah bekerja keras, jeli menangkap peluang, dan harus
berani melakukan berbagai terobosan. “Saya ingin perusahaan saya semakin
berlembang agar semakin banyak tenaga kerja yang terserap,” katanya. Anggota
Kospin Jasa lainnya adalah Muhammad Ridho fajari yang menggeluti usaha batik.
Tahun 1985 Ridho, demikian sapaan 60.000 yang berasal dari kantongnya sendiri.
Berkat keuletan usahanya, lampat-laun berjalan lancar. Tahun 1995, Ridho
meminjam dari Kospin Jasa sebesar Rp 500 juta yang dipergunakan untuk tambahan
modal berbisnis batik. Dana dari Kospin Jasa membawa berkah baginya, karena
usahanya semakin berkembang dan beromset Rp 1,5 miliar/bulan dengan keuntungan
40% keberhasilan Ridho dalam dunia bisnis itu didukung oleh kerja keras 100
orang karyawannya.
"Selain
Kospin Jasa, yang juga berperan membantu perkembangan usaha saya adalah Dinas
Koperasi dan UKM Kota Pekalongan. Saya sering diikutsertakan dalam berbagai
pemeran di dalam negeri secara gratis. Melalui ajang pameran-pameran itu, batik
saya dikenal masyarakat luas,” tuturnya. Kemajuan usaha juga dialami oleh
Santoso, anggota Kospin Jasa sejak tahun 1980. warung kelontong itu usaha milik
keluarga. Santoso diberi kepercayaan melanjutkan usaha orang tuanya tahun 1990
. pada tahun itu pula Santoso meminjam dana Rp 100 juta dari Kospin Jasa untuk
membeli barang dagangan dan berdampak pada meningkatnya jumlah pembeli.
Omsetnya rata-rata Rp 2 juta per hari. Usaha para anggota Kospin Jasa yang
berkembang berdampak positif pada banyaknya penyerapan tanag kerja, dan dengan
demikian Kospin Jasa ikut andil mengurangi angka pengangguran. Sejumlah buruh
yang bekerja di perusahaan-perusahaan milik anggota Kospin Jaya lancar mendapat
gaji dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Salah seorang buruh
tersebut dalah Sri Lestari yang bekerja di sebuah perusahaan batik. Ia baru
tiga bulan bekerja di perusahaan itu dengan upah Rp 18.000/hari, sedangkan
sebelumnya bekerja di perusahaan batik lain dengan upah Rp 15.000/hari. “Enak
bekerja di sini karena dekat dengan rumah, cukup berjalan kaki. Sedangkan tempat
kerja sebelumnya cukup jauh dari rumah dan saya harus naik sepeda. Saya lancar
mendapat upah yang dibayar seminggu sekali, sebagian besar untuk membantu orang
tua dan sisanya saya tabung,” kata gadis lulusan SMP dan yang belum menikah
itu.
Kebahagiaan
karena lancar memperoleh gaji juga dirasakan oleh prio, buruh perusahaan celana
jins. Prio termasuk buruh senior di perusahaan jins yang didirikan tahun 2008
itu. Lelaki yang hanya mengenyam pendidikan SD ini, bertugas menjahit celana
jins. Ketrampilan menjahit diperolehnya dari kursus menjahit yang
diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Pekalongan. “Saya mendapat
pelatihan menjahit secara gratis, dan setelah terampil menjahit saya bekerja di
sini,” katanya. Prio mendapat upah Rp 300/minggu, dan dari penghasilannya
tersebut dia mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah tangganya.
Secara
nasional, saat ini koperasi di Indonesia mencapai 188.181 unit. Hingga akhir
2011 jumlah lembaga koperasi berkualitas sebanyak 54.643 unit atau 77,30 persen
dari total target sebanyak 70.000 koperasi. Dalam acara peringatan Hari
Koeprasi Nasional Di Surabya, Kamis 15 Juli 2010, Presiden SBY mengatakan, cara
yang paling efektif untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran adalah dengan
mengembangkan koperasi dan UMKM. Koperasi dan UMKM terbukti mampu bertahan di
saat Indonesia dilanda krisis tahun 1998. oleh karena itu, koperasi tetap
penting di era globalisasi dan harus tumbuh dengan baik ke depan. Agar
kesejahteraan rakyat semakin meningkat, serta berkurangnya kemiskinan dan
pengangguran. Presiden SBY mengajak untuk bersama-sama menjaga dan memajukan
koperasi yang sudah ada, serta menambah lagi jumlah koperasi. Presiden juga
mengajak untuk mendirikan lebih banyak lagi koperasi dan komunitas petani,,
nelayan, pekerja, guru, TNI, Polri, dan semua komunitas agar rakyat Indonesia
semakin meningkat taraf hidupnya.
Pada
tahun 2010 Kementrian Koperasi dan UKM melaksanakan program Gerakan Masyarakat
Sadar Koperasi (Gemaskop) untuk mendukung berbagai kenijakan Pemerintah seperti
KUR, dana bergulir, pelatihan, keriwrausahaan, pameran, dan sebagainya.
Gemaskop bertujuan menciptakan koperasi-koperasi yang kreatif, inovatif, dan
berskala besar, serta memiliki daya saing di tingkat nasional dan
internasional. Terobosan lain yang dilakukan pemerintah adalah membangun sarana
pusat promosi UMKM di empat provinsi, yakni Sriwijaya Promotion Center di
Sumatera Selatan, Pusat Promosi Sentra Bisnis KUMK di Jwa Barat, Borneo
Promotion Center di Kalimantan Barat, dan Paradise promotion Canter di Sulawesi
Utara.
Untuk
membuka akses UMKM pmerintah memfasilitasi berbagai pameran di dalam nergeri
dan luar negeri. Pameran di dalam negeri yakni Inacraft, Pameran Produk Ekspor,
SMESCO Festival, Bursa Waralaba, SMESCO Expo Fesyen & Assesories dan
lain-;lain. Sedangkan pameran di luar negeri anatar lain di Dubai Global
Village di Dubai Uni Emirat Arab, International Consumer Goods and Technologies
Fair di Bulgaria, World Expo di Shanghai, Hongkong Fashion Week For
Spring/Summer, Foire Internationale de Marseille di Perancis, dan lain-lain
(Arif Rahman hakim & Sahat Yogiantoro).
II. ANALISIS
·
Efek-efek Ekonomi
Koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi
adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
1. Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
2. Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
1. Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
2. Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.
Efek
Ekonomi pada kasus
Beraset
Rp 2,8 triliun pada September 2012, perputaran uang mencapai Rp 3 miliar – Rp
3,4 miliar per hari, dan menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 200.000 orang.
Keistimewaan lainnya adalah dana yang digulirkan berasal dari para anggota,
sehingga bisa memberikan kredit dengan bunga lebih rendah dibanding perbankan
kepada para anggotanya.
Metode
yang diterapkan Kospin Jasa dalam meraih kesuksesan adalah pemberian bunga yang
lebih kecil dari bank yakni 0,9 % per bulan, karena Kospin Jasa mempunyai dana
besar yang berasal dai anggota dan perputaran uang di nasabah. Sementara bunga
kredit dari bank rata-rata sekitar 1,1 – 1,5% per bulan. Perekrutan tokoh
masyarakat di dunia bisnis yang berpengaruh dalam kepengurusan koperasi, juga
mempermudah untuk pembukaan cabang di berbagai daerah yang potensial dan
memudahkan akses nasabah dengan koperasi. Penerapan manajemen yang terbuka,
sehingga setiap anggota dan nasabah bisa melihat laporan keuangan koperasi
setiap bulannya. Seleksi yang ketat dalam penerimaan anggota yaitu harus punya
usaha, telah mendorong anggota koperasi yang berpatisipasi aktif dalam segala
bentuk dilakukan dalam pertemuan para anggota secara berkesinambungan di
kantor-kantor cabang, dan forum ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan
usaha masing-masing anggota. Koperasi juga terus mendekatkan lokasi layanan
pada sentra perdagangan para anggota.
Kospin
Jasa berkembang besar karena memiliki motivasi yang kuat untuk maju. Ada
pikiran-pikiran besar dan obsesi untuk menjadikan koperasi yang terbesar.
Anggapan bahwa koperasi tidak bisa adalah anggapan yang salah. Hal ini
dibuktikan setelah Kospin Jasa diberi kebeasan untuk membuka cabang di berbagai
daerah. Kinerja Kospin Jasa yang terus berkembang telah mengantarkan koperasi
ini menjadi koperasi simpan pinjam terbesar di Indonesia. Kospin Jasa telah
membuktikan bahwa lembaga koperasi bisa menjadi besar apabila dikelola dengan
baik, amanah dan profesional.
·
Efek
Harga dan Efek Biaya
Partisipasi anggota menentukan
keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara
utilitarian maupun normatif.
Motivasi utilitarian sejalan dengan
kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif
berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya
pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan
bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
Bila dilihat dari peranan anggota dalam
koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus
di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan
ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi
dalam pasar yang bersaing.
Efek
Harga dan Efek Biaya pada Kasus
Kospin Jasa memberikan
pinjaman Rp 1 juta – Rp 40 miliar dengan perputaran uang Rp 3 miliar – Rp 3,4
miliar per hari. Jenis usaha nasabah meliputi usaha batik, warung sembako,
angkutan umum, warung makan dan lain-lain. Di sisi lain, sisa hasil usaha (SHU)
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yakni tahun 2004 sebesar Rp 2,03
miliar, tahun 2005 sebesar Rp 3,31 miliar, tahun 2006 sebesar Rp 4,15 miliar,
tahun 2007 sebesar Rp 4,76 miliar, tahun 2008 sebesar Rp 5,65 miliar, tahun
2009 sebesar Rp 7,01 miliar, tahun 2010 sebesar Rp 9,67 miliar, dan tahun 2011
sebesar Rp 11,10 miliar. SHU dibagikan kepada para anggota dan dijadikan
tambahan modal. Pembagian SHU yang dilakukan setahun sekali tersebut membuat
para anggota koperasi lebih leluasa mengembangkan sayap bisnisnya.
·
Analisis
Hubungan Efek Ekonomis dengan Keberhasilan Koperasi
Dalam badan usaha koperasi, laba
(profit) bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga
aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba
bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi
anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya
semakin tinggi manfaat yang di terima oleh anggota. Keberhasilan koperasi di
tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi
anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat
yang di dapat oleh anggota tsb.
Analisis
Hubungan Efek Ekonomis dengan Keberhasilan Koperasi
Pada
tahun pertama itu telah tercatat sebanyak 81 anggota, jauh melampaui
persyaratan minimum keanggotaan koperasi, yaitu 20 orang. Hal ini menandakan
kuatnya nilai solidaritas masyarakat. Mobilasasi tabungan yang mencapai Rp 67,8
juta dalam waktu satu tahun juga membuktikan tingginya partisipasi masyarakat
lokal Kota Batik dan sekitarnya itu. Anggota Kospin Jasa bukan hanya dari
pengusaha batik dan tekstil, tetapi juga pedagang, sehingga dapat dihimpun dana
dari sektor perdagangan. Selain itu para pengusaha batik dan tekstil yang masih
mampu bertahan dari krisis ikut juga mendukung Kospin Jasa. Inti dari
keberhasilan koperasi itu adalah anggotanya yang terdiri dari orang-orang yang
telah memiliki penghasilan cukup besar.
Sejak
berdiri hingga kini Kospin Jasa mengikutsertakan secara aktif semua pihak tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama, semata-mata hanya untuk bersatu padu
dalam memecahkan masalah di bidang ekonomi. Untuk itu Kospin Jasa mendapat
predikat koperasi kesatuan Bangsa. Keunggulan Kospin Jasa adalah semua
anggotanya adalah pedagang, dan hal ini yang membedakan dengan
koperasi-koperasi lainnya. Persyaratan ini menegaskan bahwa uang yang
dipinjamkan kepada anggota semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis. Kospin
Jasa merekrut anggota yang berkualitas, agar dapat berpartisipasi aktif
terhadap usaha koperasinya, lebih-lebih dalam era persaingan yang sangat
kompetitif seperti sekarang ini. Keaktifan semua anggota menjadi tolak ukur
dari wujud keberhasilan multikultural yang dibangun melalui peran
masing-masing, sehingga Kospin Jasa sebagai lembaga intermediasi keuangan yang
dibangun dari multi etnis dapat saling menunjang dan bermanfaat bagi semuanya.
Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai kekuasaan tertinggi dalam lembaga koperasi,
betulbetul menjadi media anggota koperasi yang menginginkan koperasinya maju,
usaha anggota berkembang, kesejahteraan anggota meningkat.
·
Penyajian
dan Analisis Neraca Pelayanan
Di sebabkan oleh
perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi,
terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota
harus secara kontinu di sesuaikan. Ada dua faktor utama yang mengharuskan
koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.
1.
Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non
koperasi).
2. Perubahan kebutuhan manusia sebagai
akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan
kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi
produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi.
Bila koperasi mampu
memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari
pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan
meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan
informasi-informasi yang dating terutama dari anggota koperasi.
Penyajian
dan Analisis Neraca Pelayanan pada Kasus
Metode
yang diterapkan Kospin Jasa dalam meraih kesuksesan adalah pemberian bunga yang
lebih kecil dari bank yakni 0,9 % per bulan, karena Kospin Jasa mempunyai dana
besar yang berasal dai anggota dan perputaran uang di nasabah. Sementara bunga
kredit dari bank rata-rata sekitar 1,1 – 1,5% per bulan. Perekrutan tokoh
masyarakat di dunia bisnis yang berpengaruh dalam kepengurusan koperasi, juga
mempermudah untuk pembukaan cabang di berbagai daerah yang potensial dan
memudahkan akses nasabah dengan koperasi. Penerapan manajemen yang terbuka,
sehingga setiap anggota dan nasabah bisa melihat laporan keuangan koperasi
setiap bulannya. Seleksi yang ketat dalam penerimaan anggota yaitu harus punya
usaha, telah mendorong anggota koperasi yang berpatisipasi aktif dalam segala
bentuk dilakukan dalam pertemuan para anggota secara berkesinambungan di
kantor-kantor cabang, dan forum ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan
usaha masing-masing anggota. Koperasi juga terus mendekatkan lokasi layanan
pada sentra perdagangan para anggota.
III.
KESIMPULAN
Koperasi
Simpan pinjam (Kospin) Jasa yang berkantor pusat di Kota Pekalongan, Jawa
Tengah, adalah koperasi yang fenomenal dan terbesar di Indonesia. Kospin
merupakan salah satu koperasi yang tergolong sukses dan berhasil dilihat dari
sisi anggotanya karena berdasarkan efek ekonomi koperasinya Kospin memiliki keistimewaan
memberikan kredit dengan bunga lebih rendah dibanding perbankan kepada para
anggotanya. Berdasarkan efek Harga dan efek biaya SHU pada Kospin setiap
tahunnya mengalami kenaikan. SHU dibagikan kepada para anggota dan dijadikan
tambahan modal. Pembagian SHU yang dilakukan setahun sekali tersebut membuat
para anggota koperasi lebih leluasa mengembangkan sayap bisnisnya. Dari segi
analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi Kospin adalah
anggotanya yang terdiri dari orang-orang yang telah memiliki penghasilan cukup
besar. Penyajian dan analisis neraca pelayanan pada Kospin metode yang diterapkan
dalam meraih kesuksesan adalah pemberian bunga yang lebih kecil dari bank yakni
0,9 % per bulan, karena Kospin Jasa mempunyai dana besar yang berasal dai
anggota dan perputaran uang di nasabah. Sementara bunga kredit dari bank
rata-rata sekitar 1,1 – 1,5% per bulan. Penerapan manajemen yang terbuka,
sehingga setiap anggota dan nasabah bisa melihat laporan keuangan koperasi
setiap bulannya.
IV.
REFERENSI